Selamat Datang kembali di blog freemathlearn. Blog yang membahas seputar matematika dan ilmu sains lainnya. Baiklah untuk kali ini akan kita bahas mengenai
10 Soal Kimia Latihan Persiapan SBMPTN. Silakan disimak ya guys!
>
Nah itulah tadi telah diuraikan mengenai 10 Soal Kimia Latihan Persiapan SBMPTN. Bagaimana, silakan berkomentar atau kritik, saran ataupun tambahan dari kamu. Kita tahu kita bukan yang sempurna, siapa tahu kamu lebih dan bisa berbagi. Ditunggu komentarnya guys.
>
Loading...
Soal 1
Atom N dan Cl masing-masing memiliki nomor atom 7 dan 17. Molekul yang dibentuk oleh atom tersebut . . . .
(1). Memiliki ikatan kovalen polar
(2). Mempunyai rumus NCl5
(3). Berbentuk piramida segitiga
(4). Tidak memiliki pasangan electron bebas
Pembahasan :
N. atom N = 7 ==> Konfigurasi elektreon = 2, 5 ==> Membutuhkan 3 e lagi agar stabil.
N. atom Cl = 17 ==> Konfigurasi electron = 2, 8, 7 ==> Membutuhkan 1 buah elektron lagi agar stabil ==> hanya mampu membentuk ikatan kovalen polar.
Ingat!!
Atom pusat = jumlahnya sedikit = N
Atom cabang = jumlahnya banyak = Cl
Jika ataom cabang memiliki :
ev =1 dan 7 ==> membentuk ikatan kovalen tunggal dengan atom pusat
ev = 6 ==> membentuk ikatan rangkap dua dengan atom pusat
ev = 5 ==> membentuk ikatan rangkap tiga dengan atom pusat
Karena N hanya butuh tiga buah elektron lagi dan Cl hanya akan menyumbang 1 buah elektron (ikatan tunggal) maka rumus molekul senyawa yang terjadi adalah NCl3.
Bentuk molekul NCl3
X = jumlah PEI = 3 (karena ada tiga ikatan tunggal N-Cl)
E = ev atom pusat – PEI/2 = 5 – 3/2 = 1 (terdapat 1 pasang elektron bebas)
Tipe molekul = Segitiga piramida
NCl3 secara umum adalah senyawa polar karena momen dipolnya tidak nol tetapi 0,6 D.
Jawaban yang benar adalah = 1 dan 3
Jawaban : B
Soal 2
INteraksi antarmolekul pelarut dengan zat terlarut yang terjadi pada larutan NaCl dalam H2O adalah . . . .
(A). gaya London
(B). ikatan hidrogen
(C). dipol terinduksi – dipole permanen
(D). dipole permanen – dipol permanen
(E). ion – dipol permanen
Pembahasan :
Ingat !!
Gaya Van der Waals
1. Gaya London/ Gaya disperse = Nonpolar – Nonpolar
2. Gaya Tarik dipol
a. Dipol terimbas / dipole terinduksi = Polar – nonpolar
b. Ion – dipol = Ion - Polar
c. Dipol – dipol = Polar – polar
Ikatan hidrogen
= terjadi pada molekul yang mengandung hidrogen dan berikatan dengan molekul yang sangat elektronegatif. Biasanya hanya terjadi pada tiga senyawa berikut yaitu NH3, H2O dan HF. IIkatan hidrogen bukan ikatan antar atom tetapi =gaya yang terjadi antar molekul.
Dipol permanen = senyawa yang bersifat polar.
NaCl = Senyawa ion yang ketikan masuk ke dalam air akan terionisasi menjadi Na+ dan Cl-.
H2O = dipole permanen / senyawa polar
Jawaban : E
Soal 3
Pembakaran sempurna 13,5 gram senyawa organic menghasilkan 44,0 gram CO2 (Ar C = 12, O = 16) dan 13,5 gram H2O (Ar H = 1). Diantara senyawa berikut yang kemungkinan merupakan senyawa organic tersebut adalah . . . .
(A). 2-metil butane
(B). asetaldehid
(C). Siklobutana
(D). siklobutadiena
(E). 1,3-butadiena
Pembahasan :
Wah, soal ini luar biasa. Tidak hanya menggabungkan konsep menentukan rumus senyawa organic pada stoikiometri tetapi juga tentang senyawa hidrokarbon. Jadi perhatikan baik baiknya pembahasannya berikut.
Misalkan senyawa organiknya adalah = CxHy
Reaksi pembakaran :
CxHyOz + O2 ==> CO2 + H2O
13,5 g 44 g 13,5 g
C pada CxHyOz semuanya berubah menjadi CO2. Massa C dalam CO2 adalah :
= 1 x Ar C / Mr CO2 x massa CO2
= 12/44 x 44 g
= 12 g
H pada CxHyOz semuanya berubah menjadi H2O. Massa H dalam H2O adalah :
= 2 x Ar H/Mr H2O x Massa H2O
= 2/18 x 13,5 g
= 1,5 g
Massa O dalam CxHyOz
= massa CxHyOz – (Massa C + Massa H)
= 13,5 gram – (12 g – 1,5 g)
= 0 g
Karena hasilnya 0, berarti senyawa organiknya hanya mengandung atom C dan H alias senyawa hidrokarbon.
Rumus empiris CxHy didapat dengan cara membandingkan mol atom penyusunnya.
n C : n H = 12/12 : 1,5/1 = 1 : 1,5 = 2 : 3
Berarti rumus empiris senyawa tersebut adalah = C2H3
Tinggal dicari diantara option mana yang memiliki rumus empiris C2H3.
2-metil butana = alkana = RE adalah (CH2)n
Asetaldehid = bukan senyawa hidrokarbon
Siklobutana = alkana = RE adalah (CH2)n
Siklobutadiena = alkena dengan rumus molekul C4H4 = RE adalah (CH)n
1,3 butadiena = alekna dengan rumus molekul C4H4 = RE adalah (C2H3)n
Jawaban :E
Soal 4
Silikon karbida atau karborundum dapat diperoleh dengan mereaksikan SiO2 (Ar Si = 28, O = 16) dengan karbon (Ar C = 12) padatemperatur tinggi menurut persamaan reaksi :
2C(s) + SiO2(s) ==> SiC(s) + CO2(g)
Jika 4,5 gram karbon direaksikan dengan 3,0 gram SiO2 menghasilkan 1,5 gram karborundum, paka persentase hasil tersebut adalah . . . .
(A). 20%
(B). 38 %
(C). 60%
(D). 75 %
(E). 90 %
Pembahasan :
Soal ini mudah ya cuy. Kita hanya tinggal bandingkan saja hasil teoritis dengan hasil percobaan.
Secara teroitis
n C = g/Ar = 4,5/12 = 0,375 mol
n SiO = g/Mr = 3/60 = 0,05 mol
Stoikiometri reaksi
2C(s) + SiO2(s) ==> SiC(s) + CO2(g)
M 0,375 0,05 - -
R 0,1 0,05 0,05 0,05
S 0,275 - 0,05 0,05
Secara teori dihasilkan 0,05 mol SiC.
Massa = n x Mr = 0,05 x 40 = 2 g
Sementara secara percobaan hanya dihasilkan 1,5 gram SiC.
Persentase hasil = massa percobaan/massa teoritis x 100%
= 1,5/2 x 100% = 75 %
Jawaban : D
Soal 5
Sebanyak 1,6 gram batuan yang mengandung tembaga, dilarutkan dalam asam pekat berlebih. Semua ion tembaga (Ar Cu = 63,5) dalam larutan ini diendapkan sebagai tenbaga sulfida (Ar S = 32). Bila massa endapan yang diperoleh maka kadar tembaga dalam batuan tersebut adalah . . . .
(A). 60%
(B). 40%
(C). 30 %
(D). 20 %
(E). 10 %
Pembahasan :
Kalau ada persen bias any soalnya sulit. Eiits, jagan berfikiran negatif dulu. Soal ini luar biasa mudah.
Yang ditanya = persen massa dalam batuan. Kita mencarinya dengan menggunakan rumus : massa Cu/Massa batuan x 100 %. Yang perlu kita cari hanyalah massa Cu.
Katanya Cu diendapkan dalam bentuk tembaga sulfida (CuS). Massa Cu dalam CuS adalah :
= 1 x Ar Cu/Mr CuS x massa CuS
= 63,5/95,5 x 0,48 g
= 0,32 (sudah saya bulatkan)
Massa Cu dalam endapan = massa Cu dalam batuan.
Persen massa = Massa Cu/Massa Batuan x 100%
= 0,32/1,6 x 100% = 20%
Jawaban : D
Soal 6
Perubahan entalpi pembakaran (∆H0) heptana adalah – 4470 kJ/mol. Bila entalpi pembentukan standar (∆Hf0) CO2(g) adalah – 394 kJ/mol dan H2O(g) adalah – 242 kJ/mol, maka perubahan entalpi pembentukan 10 g heptana (Mr = 100) pada keadaan standar adalah . . . .
(A). – 224,0 kJ
(B). + 224,0 kJ
(C). – 180,0 kJ
(D). + 22,4 kJ
(E). – 22,4 kJ
Pembahasan :
Perubahan entalpi pembakaran (∆H0) heptana (C7H16) adalah – 4470 kJ/mol artinya untuk membakar 1 mol heptana dibebaskan energy sebanyak 4470 kJ.
Reaksi pembakaran 1 mol heptana:
C7H16 + 11O2 ==> 7CO2 + 8H2O ∆H =- 4470 kJ/mol
Pertama kita cari dulu harga entalpi pembentukan standar dari C6H16
∆H0 = { 7 x ∆Hf0 CO2 + 8 x ∆Hf0 H2O} – {∆Hf0 C6H14 + 11 x ∆Hf0 O2}
-4470 = {(7 x -394) + (8 x -242)} – { ∆Hf0 C6H14 + 0}
-4470 = - 4694 - ∆Hf0 C6H14
∆Hf0 C7H16 = - 4694 + 4470
= - 224 kJ/mol (untuk 1 mol C7H16)
Entalpi pembentukan untuk 10 g.
Mol C6H14 = g/Mr = 10/100 = 0.1 mol
∆Hf C7H16 = n x ∆Hf0 C7H16 = 0,1 mol x – 224 kJ/mol = - 22,4 kJ
Jawaban : D
Soal 7
Reaksi berikut yang melibatkan N sebagai reduktor adalah . . . .
(1). NO3- + 4Zn + 6H2O + 7OH- ==> 4Zn(OH)42- + NH3
(2). 8H+ + 2NO3- + 6I- ==> 2NO + 3I2 + 4H2O
(3). 2 NO2 + 7H2 ==> 2 NH3 + 4H2O
(4) NO + CH2O2 ==> NO2 + CH2O
Pembahasan :
Reduktor = zat yang mengalami oksidasi = Kenaikan bilangan oksidasi
Karena yang ditanya hanya atom N maka kita hanya perlu mengecek atom N saja.
Reaksi 1
NO3 ==> NH3
+6-6 =0 -3+3 = 0
Biloks N berubah dari + 6 ke – 3 berarti N mengalami reduksi = oksidator.
Jika no 1 salah kita hanya perlu mengecek reaksi no 2, jika salah juga maka jawabannya pasti E atau yang no 4 yang benar.
Reaksi 2
NO3 ==> NO
+6-6 =0 +2-2 =0
Reaksi ini N juga mengalami penurunan biloks dari + 6 ke + 2 = mengalami reduksi = oksidator
Nah, karena reaksi 2 juga salah pasti jawabannya adalah E yaitu hanya reaksi no 4 yang benar. Untuk membuktikannya marilah kita cek.
Reaksi 4
NO ==> NO2
+2-2 =0 +4-4=0
N berubah biloks dari +2 ke +2 (biloksnya naik) maka N disini mengalami oksidasi = bersifat reduktor
Jawaban : E
Soal 8
Reaksi fasa gas
2NO(g) +Br2(g) ==> 2NOBr(g)
Dilakukan dalam wadah tertutup dengan konsentrasi awal reakstan berbeda beda. Pada tabel dibawah ini, yang dimaksud dengan waktu reaksi (t) adalah waktur dari awal reaksi sampai hilangnya warna Br2.
Perc [NO]0 (M) [Br2]0 (M) t (menit)
1 0,10 0,05 4
2 0,10 0,10 2
3 0,20 0,05 1
Berdasarkan data ini, persamaan laju reaksi tersebut adalah . . . .
(A). r = k [NO]^2
(B). r = k [Br2]
(C). r = k [NO][Br2]
(D). r = k [NO][Br2]^2
(E). r = k [NO2]^2[Br2]
Pembahasan :
Misalkan persamaan laju rekasinya adalah r =k [NO]^x [Br2]^y dengan x orde reaksi terhadap NO dan y adalah orde reaksi terhadap Br2.
Untuk mencari x, cari percobaan dengan konsentrasi Br2 sama yaitu percobaan 1 dan 2.
Tapi ingat laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu.
r = 1/t
r1/r3 ={ [NO]1/[NO]2}^x
t3/t1 = (0,1/0,2)^x
1/4 = ½^x
(1/2)^2 = ½^s
x = 2
Untuk mencari y, cari percobaan yang konsentrasi NO nya sama yaitu percobaan 1 dan 2.
r1/r2 = {[Br2]1/[Br2]2}^y
t2/t1 = (0,05/0,1)^y
2/4 = ½^y
½ = ½^y
y = 1
Berarti persamaan laju reaksinya adalah = r = k [NO]^2[Br]
Jawaban :E
Soal9
Pada suhu dan tekanan tertentu dalam tabung tertutup 6 L, terdapat kesetimbangan
CaCO3(s) + SO2(g) <==> CaSO3(s) + CO2(g)
Konsentrasi gas SO2 dan CO2 pada saat setimbang berturut turut adalah 0,1 M dan 10M. Bila kedalam tabung ditambahkan 12 mol CO2, maka konsentrasi gas SO2 pada kesetimbangan yang baru adalah . . . .
(A). 2,10 M
(B). 1,20 M
(C). 0,12 M
(D). 0,10 M
(E). 0,02 M
Pembahasan :
Mula mula pada saat setimbang terdapat 0,1 M SO2 dan 10 M CO2.
CaCO3(s) + SO2(g) <==> CaSO3(s) + CO2(g)
S 0,1 M 10 M
Kc = [CO2]/[SO2] = 0,1/10 = 0,01
Jika ditambahakan 12 mol CO2 dalam tabung maka total mol CO2 dalam reaksi adalah
= M x V awal + mol CO yang ditambah
= 10 x 6 + 12 mol
= 72 mol
Konsentrasi CO2 setelah ditambah = n/V = 72/6 = 12 M
Konsentrasi SO2 yang baru adalah :
Kc = [SO2]/[CO2]
0,01 = [SO2]/ 12
[SO2] = 0,01 x 12 = 0,12 M
Jawaban : C
Soal 10
Tetapan kenaikan titik didih molal air adalah 0,52. Larutan A dibuat dengan melarutkan 9,5 g MgCl2 (Mr = 95) ke dalam 500 gram air. Larutan B dibuat dengan malerutkan 5,05 gram KNO3 (Mr = 101) ke dalam 500 gr air. Kedua senyawa tersebut terionisasi sempurna dalam air. Perbandingan ∆Tb larutan A terhadap ∆Tb larutan B adalah . . . . .
(A). 3/1
(B). 2/1
(C). 4/3
(D). 2/3
(E). 1/6
Pembahasan :
Pertama cari mol masing masing zat dulu.
n MgCl2 = g/Mr = 9,5/95 = 0,1 mol
n KNO3 = g/Mr = 5,05/101 = 0,05 mol
Karena kedua larutan adalah elektrolit dan mengion sempurna,maka ia memiliki factor van Hoff (i) yang sama dengan jumlah ionnya.
MgCl2 ==>Mg2+ 2Cl-
Jumlah ion = 3
i = 3
KNO3 ==> K+ + NO3-
Jumlah ion = 2
i = 2
Setelah itu cari molalitas masing masing zat.
m MgCl2 = n/Kg pelarut = 0,1/0,5 = 0,2 m
m KNO3 = n/Kg pelarut = 0,05/0,5 = 0,1 m
Perbandingan ∆Tb A terhadap B
= ∆Tb A / ∆Tb N
= m x Kb x i A / m x Kb x I B
= 0,2 x 3/ 0,1 x 2
= 0,6/0,2
= 3/1
Jawaban : A.
Atom N dan Cl masing-masing memiliki nomor atom 7 dan 17. Molekul yang dibentuk oleh atom tersebut . . . .
(1). Memiliki ikatan kovalen polar
(2). Mempunyai rumus NCl5
(3). Berbentuk piramida segitiga
(4). Tidak memiliki pasangan electron bebas
Pembahasan :
N. atom N = 7 ==> Konfigurasi elektreon = 2, 5 ==> Membutuhkan 3 e lagi agar stabil.
N. atom Cl = 17 ==> Konfigurasi electron = 2, 8, 7 ==> Membutuhkan 1 buah elektron lagi agar stabil ==> hanya mampu membentuk ikatan kovalen polar.
Ingat!!
Atom pusat = jumlahnya sedikit = N
Atom cabang = jumlahnya banyak = Cl
Jika ataom cabang memiliki :
ev =1 dan 7 ==> membentuk ikatan kovalen tunggal dengan atom pusat
ev = 6 ==> membentuk ikatan rangkap dua dengan atom pusat
ev = 5 ==> membentuk ikatan rangkap tiga dengan atom pusat
Karena N hanya butuh tiga buah elektron lagi dan Cl hanya akan menyumbang 1 buah elektron (ikatan tunggal) maka rumus molekul senyawa yang terjadi adalah NCl3.
Bentuk molekul NCl3
X = jumlah PEI = 3 (karena ada tiga ikatan tunggal N-Cl)
E = ev atom pusat – PEI/2 = 5 – 3/2 = 1 (terdapat 1 pasang elektron bebas)
Tipe molekul = Segitiga piramida
NCl3 secara umum adalah senyawa polar karena momen dipolnya tidak nol tetapi 0,6 D.
Jawaban yang benar adalah = 1 dan 3
Jawaban : B
Soal 2
INteraksi antarmolekul pelarut dengan zat terlarut yang terjadi pada larutan NaCl dalam H2O adalah . . . .
(A). gaya London
(B). ikatan hidrogen
(C). dipol terinduksi – dipole permanen
(D). dipole permanen – dipol permanen
(E). ion – dipol permanen
Pembahasan :
Ingat !!
Gaya Van der Waals
1. Gaya London/ Gaya disperse = Nonpolar – Nonpolar
2. Gaya Tarik dipol
a. Dipol terimbas / dipole terinduksi = Polar – nonpolar
b. Ion – dipol = Ion - Polar
c. Dipol – dipol = Polar – polar
Ikatan hidrogen
= terjadi pada molekul yang mengandung hidrogen dan berikatan dengan molekul yang sangat elektronegatif. Biasanya hanya terjadi pada tiga senyawa berikut yaitu NH3, H2O dan HF. IIkatan hidrogen bukan ikatan antar atom tetapi =gaya yang terjadi antar molekul.
Dipol permanen = senyawa yang bersifat polar.
NaCl = Senyawa ion yang ketikan masuk ke dalam air akan terionisasi menjadi Na+ dan Cl-.
H2O = dipole permanen / senyawa polar
Jawaban : E
Soal 3
Pembakaran sempurna 13,5 gram senyawa organic menghasilkan 44,0 gram CO2 (Ar C = 12, O = 16) dan 13,5 gram H2O (Ar H = 1). Diantara senyawa berikut yang kemungkinan merupakan senyawa organic tersebut adalah . . . .
(A). 2-metil butane
(B). asetaldehid
(C). Siklobutana
(D). siklobutadiena
(E). 1,3-butadiena
Pembahasan :
Wah, soal ini luar biasa. Tidak hanya menggabungkan konsep menentukan rumus senyawa organic pada stoikiometri tetapi juga tentang senyawa hidrokarbon. Jadi perhatikan baik baiknya pembahasannya berikut.
Misalkan senyawa organiknya adalah = CxHy
Reaksi pembakaran :
CxHyOz + O2 ==> CO2 + H2O
13,5 g 44 g 13,5 g
C pada CxHyOz semuanya berubah menjadi CO2. Massa C dalam CO2 adalah :
= 1 x Ar C / Mr CO2 x massa CO2
= 12/44 x 44 g
= 12 g
H pada CxHyOz semuanya berubah menjadi H2O. Massa H dalam H2O adalah :
= 2 x Ar H/Mr H2O x Massa H2O
= 2/18 x 13,5 g
= 1,5 g
Massa O dalam CxHyOz
= massa CxHyOz – (Massa C + Massa H)
= 13,5 gram – (12 g – 1,5 g)
= 0 g
Karena hasilnya 0, berarti senyawa organiknya hanya mengandung atom C dan H alias senyawa hidrokarbon.
Rumus empiris CxHy didapat dengan cara membandingkan mol atom penyusunnya.
n C : n H = 12/12 : 1,5/1 = 1 : 1,5 = 2 : 3
Berarti rumus empiris senyawa tersebut adalah = C2H3
Tinggal dicari diantara option mana yang memiliki rumus empiris C2H3.
2-metil butana = alkana = RE adalah (CH2)n
Asetaldehid = bukan senyawa hidrokarbon
Siklobutana = alkana = RE adalah (CH2)n
Siklobutadiena = alkena dengan rumus molekul C4H4 = RE adalah (CH)n
1,3 butadiena = alekna dengan rumus molekul C4H4 = RE adalah (C2H3)n
Jawaban :E
Soal 4
Silikon karbida atau karborundum dapat diperoleh dengan mereaksikan SiO2 (Ar Si = 28, O = 16) dengan karbon (Ar C = 12) padatemperatur tinggi menurut persamaan reaksi :
2C(s) + SiO2(s) ==> SiC(s) + CO2(g)
Jika 4,5 gram karbon direaksikan dengan 3,0 gram SiO2 menghasilkan 1,5 gram karborundum, paka persentase hasil tersebut adalah . . . .
(A). 20%
(B). 38 %
(C). 60%
(D). 75 %
(E). 90 %
Pembahasan :
Soal ini mudah ya cuy. Kita hanya tinggal bandingkan saja hasil teoritis dengan hasil percobaan.
Secara teroitis
n C = g/Ar = 4,5/12 = 0,375 mol
n SiO = g/Mr = 3/60 = 0,05 mol
Stoikiometri reaksi
2C(s) + SiO2(s) ==> SiC(s) + CO2(g)
M 0,375 0,05 - -
R 0,1 0,05 0,05 0,05
S 0,275 - 0,05 0,05
Secara teori dihasilkan 0,05 mol SiC.
Massa = n x Mr = 0,05 x 40 = 2 g
Sementara secara percobaan hanya dihasilkan 1,5 gram SiC.
Persentase hasil = massa percobaan/massa teoritis x 100%
= 1,5/2 x 100% = 75 %
Jawaban : D
Soal 5
Sebanyak 1,6 gram batuan yang mengandung tembaga, dilarutkan dalam asam pekat berlebih. Semua ion tembaga (Ar Cu = 63,5) dalam larutan ini diendapkan sebagai tenbaga sulfida (Ar S = 32). Bila massa endapan yang diperoleh maka kadar tembaga dalam batuan tersebut adalah . . . .
(A). 60%
(B). 40%
(C). 30 %
(D). 20 %
(E). 10 %
Pembahasan :
Kalau ada persen bias any soalnya sulit. Eiits, jagan berfikiran negatif dulu. Soal ini luar biasa mudah.
Yang ditanya = persen massa dalam batuan. Kita mencarinya dengan menggunakan rumus : massa Cu/Massa batuan x 100 %. Yang perlu kita cari hanyalah massa Cu.
Katanya Cu diendapkan dalam bentuk tembaga sulfida (CuS). Massa Cu dalam CuS adalah :
= 1 x Ar Cu/Mr CuS x massa CuS
= 63,5/95,5 x 0,48 g
= 0,32 (sudah saya bulatkan)
Massa Cu dalam endapan = massa Cu dalam batuan.
Persen massa = Massa Cu/Massa Batuan x 100%
= 0,32/1,6 x 100% = 20%
Jawaban : D
Soal 6
Perubahan entalpi pembakaran (∆H0) heptana adalah – 4470 kJ/mol. Bila entalpi pembentukan standar (∆Hf0) CO2(g) adalah – 394 kJ/mol dan H2O(g) adalah – 242 kJ/mol, maka perubahan entalpi pembentukan 10 g heptana (Mr = 100) pada keadaan standar adalah . . . .
(A). – 224,0 kJ
(B). + 224,0 kJ
(C). – 180,0 kJ
(D). + 22,4 kJ
(E). – 22,4 kJ
Pembahasan :
Perubahan entalpi pembakaran (∆H0) heptana (C7H16) adalah – 4470 kJ/mol artinya untuk membakar 1 mol heptana dibebaskan energy sebanyak 4470 kJ.
Reaksi pembakaran 1 mol heptana:
C7H16 + 11O2 ==> 7CO2 + 8H2O ∆H =- 4470 kJ/mol
Pertama kita cari dulu harga entalpi pembentukan standar dari C6H16
∆H0 = { 7 x ∆Hf0 CO2 + 8 x ∆Hf0 H2O} – {∆Hf0 C6H14 + 11 x ∆Hf0 O2}
-4470 = {(7 x -394) + (8 x -242)} – { ∆Hf0 C6H14 + 0}
-4470 = - 4694 - ∆Hf0 C6H14
∆Hf0 C7H16 = - 4694 + 4470
= - 224 kJ/mol (untuk 1 mol C7H16)
Entalpi pembentukan untuk 10 g.
Mol C6H14 = g/Mr = 10/100 = 0.1 mol
∆Hf C7H16 = n x ∆Hf0 C7H16 = 0,1 mol x – 224 kJ/mol = - 22,4 kJ
Jawaban : D
Soal 7
Reaksi berikut yang melibatkan N sebagai reduktor adalah . . . .
(1). NO3- + 4Zn + 6H2O + 7OH- ==> 4Zn(OH)42- + NH3
(2). 8H+ + 2NO3- + 6I- ==> 2NO + 3I2 + 4H2O
(3). 2 NO2 + 7H2 ==> 2 NH3 + 4H2O
(4) NO + CH2O2 ==> NO2 + CH2O
Pembahasan :
Reduktor = zat yang mengalami oksidasi = Kenaikan bilangan oksidasi
Karena yang ditanya hanya atom N maka kita hanya perlu mengecek atom N saja.
Reaksi 1
NO3 ==> NH3
+6-6 =0 -3+3 = 0
Biloks N berubah dari + 6 ke – 3 berarti N mengalami reduksi = oksidator.
Jika no 1 salah kita hanya perlu mengecek reaksi no 2, jika salah juga maka jawabannya pasti E atau yang no 4 yang benar.
Reaksi 2
NO3 ==> NO
+6-6 =0 +2-2 =0
Reaksi ini N juga mengalami penurunan biloks dari + 6 ke + 2 = mengalami reduksi = oksidator
Nah, karena reaksi 2 juga salah pasti jawabannya adalah E yaitu hanya reaksi no 4 yang benar. Untuk membuktikannya marilah kita cek.
Reaksi 4
NO ==> NO2
+2-2 =0 +4-4=0
N berubah biloks dari +2 ke +2 (biloksnya naik) maka N disini mengalami oksidasi = bersifat reduktor
Jawaban : E
Soal 8
Reaksi fasa gas
2NO(g) +Br2(g) ==> 2NOBr(g)
Dilakukan dalam wadah tertutup dengan konsentrasi awal reakstan berbeda beda. Pada tabel dibawah ini, yang dimaksud dengan waktu reaksi (t) adalah waktur dari awal reaksi sampai hilangnya warna Br2.
Perc [NO]0 (M) [Br2]0 (M) t (menit)
1 0,10 0,05 4
2 0,10 0,10 2
3 0,20 0,05 1
Berdasarkan data ini, persamaan laju reaksi tersebut adalah . . . .
(A). r = k [NO]^2
(B). r = k [Br2]
(C). r = k [NO][Br2]
(D). r = k [NO][Br2]^2
(E). r = k [NO2]^2[Br2]
Pembahasan :
Misalkan persamaan laju rekasinya adalah r =k [NO]^x [Br2]^y dengan x orde reaksi terhadap NO dan y adalah orde reaksi terhadap Br2.
Untuk mencari x, cari percobaan dengan konsentrasi Br2 sama yaitu percobaan 1 dan 2.
Tapi ingat laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu.
r = 1/t
r1/r3 ={ [NO]1/[NO]2}^x
t3/t1 = (0,1/0,2)^x
1/4 = ½^x
(1/2)^2 = ½^s
x = 2
Untuk mencari y, cari percobaan yang konsentrasi NO nya sama yaitu percobaan 1 dan 2.
r1/r2 = {[Br2]1/[Br2]2}^y
t2/t1 = (0,05/0,1)^y
2/4 = ½^y
½ = ½^y
y = 1
Berarti persamaan laju reaksinya adalah = r = k [NO]^2[Br]
Jawaban :E
Soal9
Pada suhu dan tekanan tertentu dalam tabung tertutup 6 L, terdapat kesetimbangan
CaCO3(s) + SO2(g) <==> CaSO3(s) + CO2(g)
Konsentrasi gas SO2 dan CO2 pada saat setimbang berturut turut adalah 0,1 M dan 10M. Bila kedalam tabung ditambahkan 12 mol CO2, maka konsentrasi gas SO2 pada kesetimbangan yang baru adalah . . . .
(A). 2,10 M
(B). 1,20 M
(C). 0,12 M
(D). 0,10 M
(E). 0,02 M
Pembahasan :
Mula mula pada saat setimbang terdapat 0,1 M SO2 dan 10 M CO2.
CaCO3(s) + SO2(g) <==> CaSO3(s) + CO2(g)
S 0,1 M 10 M
Kc = [CO2]/[SO2] = 0,1/10 = 0,01
Jika ditambahakan 12 mol CO2 dalam tabung maka total mol CO2 dalam reaksi adalah
= M x V awal + mol CO yang ditambah
= 10 x 6 + 12 mol
= 72 mol
Konsentrasi CO2 setelah ditambah = n/V = 72/6 = 12 M
Konsentrasi SO2 yang baru adalah :
Kc = [SO2]/[CO2]
0,01 = [SO2]/ 12
[SO2] = 0,01 x 12 = 0,12 M
Jawaban : C
Soal 10
Tetapan kenaikan titik didih molal air adalah 0,52. Larutan A dibuat dengan melarutkan 9,5 g MgCl2 (Mr = 95) ke dalam 500 gram air. Larutan B dibuat dengan malerutkan 5,05 gram KNO3 (Mr = 101) ke dalam 500 gr air. Kedua senyawa tersebut terionisasi sempurna dalam air. Perbandingan ∆Tb larutan A terhadap ∆Tb larutan B adalah . . . . .
(A). 3/1
(B). 2/1
(C). 4/3
(D). 2/3
(E). 1/6
Pembahasan :
Pertama cari mol masing masing zat dulu.
n MgCl2 = g/Mr = 9,5/95 = 0,1 mol
n KNO3 = g/Mr = 5,05/101 = 0,05 mol
Karena kedua larutan adalah elektrolit dan mengion sempurna,maka ia memiliki factor van Hoff (i) yang sama dengan jumlah ionnya.
MgCl2 ==>Mg2+ 2Cl-
Jumlah ion = 3
i = 3
KNO3 ==> K+ + NO3-
Jumlah ion = 2
i = 2
Setelah itu cari molalitas masing masing zat.
m MgCl2 = n/Kg pelarut = 0,1/0,5 = 0,2 m
m KNO3 = n/Kg pelarut = 0,05/0,5 = 0,1 m
Perbandingan ∆Tb A terhadap B
= ∆Tb A / ∆Tb N
= m x Kb x i A / m x Kb x I B
= 0,2 x 3/ 0,1 x 2
= 0,6/0,2
= 3/1
Jawaban : A.
Nah itulah tadi telah diuraikan mengenai 10 Soal Kimia Latihan Persiapan SBMPTN. Bagaimana, silakan berkomentar atau kritik, saran ataupun tambahan dari kamu. Kita tahu kita bukan yang sempurna, siapa tahu kamu lebih dan bisa berbagi. Ditunggu komentarnya guys.
Loading...